Wednesday, March 28, 2012

tentang seorang insan yang punya jiwa besar 'BUYA HAMKA'

mengenali penulisan BUYA HAMKA...
sangat memberi makna pada diri..
antara cebisan-cebisan bicara yang dinukilkan oleh beliau:
 

Kehidupan itu laksana lautan:
" Orang yang tiada berhati-hati dalam mengayuh perahu, memegang kemudi dan menjaga layar, maka karamlah ia digulung oleh ombak dan gelombang. Hilang di tengah samudera yang luas. Tiada akan tercapai olehnya tanah tepi".
 
Iman tanpa ilmu bagaikan lentera di tangan bayi. Namun ilmu tanpa iman, bagaikan lentera di tangan pencuri (dari buku yang lain).
 
Tentang penulisan pada surat yang berbau cinta muda-mudi:
" Walaupun di dalam surat itu kita berusaha menghilangkan kata-kata yang rancu, namun tentulah pada akhirnya salah satu kata dalam surat itu terpaksa jua membawa arti lain. Sebab dalam perkara yang halus-halus anak perempuanlah yang amat dalam penyelidikannnya".
 
Cinta itu adalah jiwa. Antara cinta yang sejati dan jiwa tak dapat dipisahkan. Cinta pun merdeka sebagaimana jiwa. Cinta itu terkadang mustahil. Tetapi kemustahilan itulah yang kerap kali memupuk rasa cinta.
 
Seseorang yang terkena penyakit cinta, maka ia (seolah-olah) takut akan terkena cinta itu. Itulah dua sifat dari cinta. Cinta itulah yang merupakan (menyerupakan) dirinya menjadi sebuah ketakutan. Cinta itu kerap kali berupa putus harapan, takut, cemburu, iba hati dan kadang-kadang berani. (Namun) terkadang cinta itu hanya menurutkan perintah hati, bukan perintah otak.
 
  Emas tak setara dengan loyang. Sutra tak sebangsa dengan benang.
 
  Karam rasanya bumi ini saya pijakkan. Gelap tujuan yang akan saya tempuh.
 
Bahwasanya air mata tiadalah ia memilih tempat untuk jatuh. Dan tak pula memilih waktu untuk turun.
 
Dahulu diriku telah berduka, sekarang berduka cita. Dan kelak agaknya akan terus berduka hati.
 
  Cinta itu adalah persaan yang mesti ada pada tiap-tiap diri manusia. Ia (cinta itu) laksana setetes embun yang turun dari langit. Bersih dan suci. Cuma tanahnyalah yang berlainan menerimanya. Ada kepada tanah yang tandus atau gersang. Dan ada pula kepada tanah yang subur.
 
 Bahwasanya cinta yang bersih dan suci (murni) itu, tidaklah tumbuh dengan sendirinya.

Untung dan bahagia sejati adalah jika kita tahu bahwa kita tidak hidup terbuang di dalam dunia ini. Tetapi ada orang (lain) yang mencintai kita (yaitu: Allah SWT, nabi SAW dan kedua orang tua kita).
 
Hanya menumpahkan air mata itulah kepandaian yang paling penghabisan bagi seorang wanita.
 
  Satu hati lebih mahal dari pada senyuman. Satu jiwa lebih berharga dari pada sebentuk cincin.
 
Tidak ada seutas tali pun tempat saya bergantung selain dari pada tali Engkau ( ya Allah). Tidak ada satu pintu yang akan saya ketuk, lain dari pada pintu Engkau (ya tuhanku).
 
(Wahai bundaku): " hidupmu yang tiada mengenal rasa putus asa. Kesabaran dan ketenangan hatimu (dalam) menanggung sengsara. Dapatlah kiranya menjadi tamsil dan ibarat kepada kami".

"Cinta yang sejati adalah cinta di antara dua hamba Allah
yang dipaterikan oleh cinta kepada Allah. Janganlah kita berkhayal
kerana iblis suka meracuni jiwa yang lalai."

'Kalau engkau dicintai orang dan mencintai, senangkanlah hatimu. Tandanya hidupmu telah berharga, tandanya engkau telah didaftar anak bumi yang terpilih. Tuhan telah memperlihatkan belas Kasih-Nya kepadamu lantaran pergaduhan hati sesama makhluk. Dan jiwa di seberang masyrik dan maghrib telah terkungkung di bawah satu perasaan di dalam lindungan Tuhan. Di sanalah waktunya engkau mengetahui rahsia perjalanan matahari di dalam falak, ketika fajarnya dan terbenamnya, tandanya Tuhan telah membisikkan ke telingamu nyanyian alam ini. Lantaran yang demikian, dua jiwa berenang di langit khayal, di waktu orang lain terbenam, keduanya berdiam di dalam kesukaan dan ketenteraman, bersenda gurau di waktu bersungguh-sungguh.

Dan jika engkau mencintai tetapi cintamu tak terbalas, senangkan jugalah hatimu. Kerana sesungguhnya orang yang mengusir akan jatuh kasihan dan ingin kembali kepada orang yang diusirnya itu setelah dia jatuh dari matanya: dia akan cinta , cinta yang lebih tinggi darjatnya daripada cinta lantaran hawa. Terpencil jauh membawa keuntungan insaf, kebencian meruncingkan cita-cita dan membersihkan perbuatan. Dengan sebab itu, engkau akan beroleh juga kelak tempat merupakan cinta itu, kalau tak ada pada insan, ada pada yang lebih kekal daripada insan. Bersedialah menerima dan menyuburkan cinta, walau bagaimana besarnya tanggunganmu, kerana cinta memberi dan menerima, cinta itu gelisah tetapi membawa tenteram. Cinta mesti lalu di hadapanmu, sayang engkau tak tahu bila lalunya.

Hendaklah engkau menjadi orang yang besar, yang sanggup memikul cinta yang besar. Kalau tak begitu, engkau akan beroleh cinta yang rendah dan murah, engkau menjadi pencium bumi, engkau akan jatuh ke bawah, tak jadi naik ke dalam benteng yang kuat dan teguh, benteng yang gagah perkasa yang sukar ditempuh oleh manusia biasa. Kerana tugu cita-cita hidup itu berdiri di seberang kekuasaan dan kemelaratan yang diletakkan oleh kerinduan itu sendiri.'

Kata-kata hikmah ini depetik drp Prof Haji Abdul Malik Karim Amrullah (HAMKA) dalam beberapa buah bukunya. sesungguhnya saya sangat teruja untuk ke mesium BUYA HAMKA esok..
semoga perjalanan ke Padang Indonesia esok dipermudahkan dan diredhoi Allah

p/s:... senyum...

1 comment: